Jumat, 15 Agustus 2014

Kassian Cephas Tokoh Fotografi Indonesia

Kassian Cephas (15 Februari 1844 - 1912) dapat dianggap sebagai pelopor fotografi Indonesia. Ia adalah seorang pribumi yang kemudian diangkat anak oleh pasangan Adrianus Schalk dan Eta Philipina Kreeft. Nama Kassian Cephas mulai terlacak dengan karya fotografi tertuanya buatan tahun 1875.
Cephas lahir dari pasangan Kartodrono dan Minah. Ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah anak angkat dari orang Belanda yang bernama Frederik Bernard Fr. Schalk. Cephas banyak menghabiskan masa kanak-kanaknya di rumah Christina Petronella Steven. Cephas mulai belajar menjadi fotografer profesional pada tahun 1860-an. Ia sempat magang pada Isidore van Kinsbergen, fotografer yang bekerja di Jawa Tengah sekitar tahun 1863-1875. Tapi berita kematian Cephas di tahun 1912 menyebutkan bahwa ia belajar fotografi kepada seseorang yang bernama Simon Willem Camerik.

Publikasi luas foto-foto Cephas dimulai pada tahun 1888 ketika ia membantu membuat foto-foto untuk buku karya IsaƤc Groneman, seorang dokter yang banyak membuat buku-buku tentang budaya Jawa, yang berjudul: In den Kedaton te Jogjakarta. Pada buku karya Groneman yang lain: De Garebeg's te Ngajogjakarta, karya-karya foto Cephas juga ada disitu.
Dengan kamera barunya yang bisa dipakai untuk membuat "photographe instanee", Cephas mulai menjual karya-karya fotonya. Sejak itu karya-karyanya mulai dikenal dan dipakai sebagai suvenir atau oleh-oleh bagi para masyarakat elit Belanda ketika mereka akan pergi ke luar kota atau ke Eropa. Misalnya ketika JM. Pijnaker Hordijk, pemilik sewa dan seorang Vrijmetselaar terkemuka akan meninggalkan Yogyakarta, ia diberi hadiah album indah berisi kompilasi karya-karya foto Cephas dengan cover indah yang dilukis oleh Cephas sendiri dan bertuliskan "Souvenir von Jogjakarta". Album-album semacam itu yang berisi foto-foto sultan dan keluarganya juga kerap diberikan sebagai hadiah untuk pejabat pemerintahan seperti residen dan asisten residen. Keadaan seperti ini tentunya membuat Cephas dikenal luas masyarakat kelas tinggi, dan memberinya keleluasaan bergaul di lingkungan mereka.

Cephas mulai bekerja sebagai fotografer kraton pada masa kekuasaan Sultan Hamengkubuwono VII. Karena kedekatannya dengan pihak kraton maka ia bisa memotret momen-momen khusus yang hanya diadakan di kraton semisal tari-tarian untuk kepentingan buku karya Groneman.
Cephas juga membantu pemotretan untuk penelitian monumen kuno peninggalan zaman Hindu-Jawa yaitu kompleks Candi Loro Jonggrang di Prambanan yang dilakukan oleh Archaeologische Vereeniging di Yogyakarta. Proyek ini berlangsung tahun 1889-1890. Dalam bekerja, Kassian Cephas banyak dibantu Sem, anak laki-lakinya yang paling tertarik pada dunia fotografi seperti ayahnya. Kassian Cephas memotret sementara Sem menggambar profil bangunannya.

Ia juga membantu memotret untuk lembaga yang sama ketika dasar tersembunyi Candi Borobudur mulai ditemukan. Ada sekitar 300 foto yang dibuat Cephas untuk penggalian ini. Pemerintah Belanda mengalokasikan dana 9000 gulden untuk penelitian ini. Cephas dibayar 10 gulden per lembar fotonya. Cephas mengantongi 3000 gulden (sepertiga dari seluruh uang penelitian). Jumlah yang sangat besar untuk ukuran waktu itu.

Cephas adalah pribumi satu-satunya yang berhasil menguasai alat peradaban modern, itu juga yang membuatnya diakui di kalangan golongan masyarakat kelas tinggi. Buktinya ia bisa menjadi anggota istimewa Perkumpulan Batavia yang terkenal itu. Tahun 1896 ia dinominasikan menjadi anggota KITLV (Lembaga Linguistik dan Antropologi Kerajaan) atas dedikasinya memotret untuk penelitian Archaeologiche Vereeniging. Ia benar-benar diterima menjadi anggota KITLV pada tanggal 15 Juni 1896. Ketika Raja Chulalongkorn dari Thailand berkunjung ke Yogyakarta tahun 1896, ia mendapat hadiah berupa tiga buah kancing permata. Bahkan Ratu Wilhelmina dari Belanda memberi penghargaan berupa medali emas Oranje-Nassau kepada Cephas pada tahun 1901.
Cephas sendiri sudah sejak tahun 1888 memulai prosedur untuk mendapatkan status "gelijkgesteld met Europeanen" atau "disetarakan dengan kaum Eropa" untuk dirinya sendiri dan anak-anak laki-lakinya: Sem dan Fares; suatu prosedur yang dimungkinkan oleh UU Kewarganegaraan Hindia Belanda pada masa itu.

Jumat, 08 Agustus 2014

Beberapa tips Food Photography

1. Matikan built-in flash
Peraturan pertama untuk still life (dan fotografi lain). Tanpa built-in flash, fotomu akan lebih bagus karena flash dari kamera bisa menyebabkan pantulan cahaya dari benda2 yang permukaannya mengkilap. Sendok, piring, dan semacamnya.

2. Pahamilah cara kerja kameramu
Tidak peduli apakah kameramu adalah dSLR canggih atau kamera saku, memahami cara mengatur settingnya akan membantumu mendapatkan yang terbaik dari alat apapun yang kamu punya. Kalau bukj manual terasa terlalu teknis, biasanya ada sumber-sumber online untuk jenis-jenis kamera tertentu yang lebih mudah dipahami. Coba juga cheat sheet.

3. Atur foto lebih dulu
Kadang-kadang kita ingin memotret masakan yang kita siapkan untuk makan siang/malam, tapi ada keluarga dan kerabat yang sudah menunggu hidangan. Daripada terburu-buru, siapkan dulu meja makan. Atur piring dan hidangan, lalu pilihlah tempat untuk diri sendiri yang bisa leluasa difoto tanpa menunda acara makan keluarga.

4. Carilah cahaya lembut
Sinar yang terpancar langsung, baik itu dari lampu atau matahari, seringkali menyilaukan dan membuat makanan rusak. Carilah tempat teduh yang terbuka, atau gunakan tirai tipis untuk menghasilkan cahaya yang lembut dan merata yang akan membuat makanan tampak cantik.

5. Cobalah sudut-sudut yang berbeda
Kadang, makanan tampak lebih bagus bila dilihat dari satu sudut dibandingkan sudut lainnya. Berkelilinglah di sekitar meja untuk melihat perubahan cahaya dan mana yang membuat makanan tampak lebih/kurang indah. Sedikit perubahan sudut kadang bisa memberi perbedaan yang besar.

6. Aturlah white balance
Seperti juga pada jenis foto lain, ini adalah peraturan dasar fotografi. Terutama untuk makanan. Kamu tidak mau masakanmu terlihat kuning atau kebiruan akibat pencahayaan, kan? Cara termudah adalah menggunakan auto WB. Tapi, pelajarilah juga bagaimana mengatur custom WB. Baca artikelnya disini.

7. Gunakan makanan yang cantik
Ini jelas, karena kita akan melakukan food photography. Gunakan bahan makanan yang masih segar. Cara lainnya untuk membuat makanan tampak bagus adalah menggunakan porsi kecil untuk pemotretan, lalu hiaslah. Daun seledri atau tomat bisa memberi sentuhan warna yang bagus.

8. Jika cahaya redup, gunakan tripod
Meskipun sepiring makanan tidak akan bergerak, tapi tanganmu bisa goyah dan ini kurang bagus untuk cahaya redup. Kembali ke peraturan dasar fotografi; jika cahaya yang tersedia kurang terang, gunakan ISO rendah dan exposure yang agak lama. Untuk ini, tentu, kamera harus stabil. Jadi gunakanlah tripod atau tumpukan buku, bangku, apa saja yang permukaannya datar.

9. Perhatikan objek pendukung
Gunakanlah piring yang tidak terlalu banyak coraknya dan dengan warna yang mendukung makanan. Hati-hati juga dengan taplak meja. Lebih baik gunakan yang polos atau kalau mejanya dari kayu, manfaatkan teksturnya. Yang pasti, pendukung tetaplah pendukung. Yang menonjol harus tetap makanannya.

10. Mendekatlah, tapi jangan terlalu dekat
Makanan seringkali tampak lezat bila dilihat dari jarak yang tidak terlalu jauh. Tapi, terlalu dekat juga bisa membuat kamera kesulitan mendapatkan fokus. Gunakan pengaturan makro, atau pada dSLR manfaatkan manual fokus dan focal length panjang serta bukaan aperture besar untuk bisa mendapat foto close-up yang bagus dari makanannya.

Jenis - Jenis Kategori Fotografi

Fotografi menurut Wikipedia (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Digital dan teknologi terus berkembang, salah satunya dalam dunia fotografi. Dengan adanya digitlisasi pada kamera, maka setiap orang bisa dengan mudah mengabadikan berbagai momen ke dalam bentuk foto. Tidak perlu lama lagi menunggu, mencuci cetak hasil foto, karena kita tinggal mengambil foto secara otomatis dan melihat hasilnya melalui layar kamera. Untuk fotografer pemula, kita bisa mencoba beberapa kategori fotografi
- Foto abstrak, adalah foto yang mengutamakan keindahan komposisi gambar, seperti permainan warna dan bentuk, tekstur, dan elemen-elemen grafis.
- Foto arsitektur, Objek foto yang dibidik dalam katagori fotografi ini adalah keindahan sebuah bangunan yang dibuat oleh hasil tangan manusia, seperti gedung, jembatan, dan arsitektur lainnya.
- Foto Budaya, Objek foto budaya bisanya mengambil gambar dengan tema-tema yang menampilkan aktivitas budaya tradisional, kontemporer, dan modern, seperti halnya tari-tarian tradisional maupun modern, tradisi lokal, dan festival budaya.
- Foto fashion, adalah hasil foto yang menampilkan situasi fashion, baik yang pakaian, aksesoris, maupun hal lain yang digunakan oleh model. Foto ini diambil secara khusus dengan menggunakan model, atau bisa juga ditampilkan dalam bentuk peragaan busana yang dilakukan di ruangan terbuka ataupun tertutup. Foto dengan kategori ini bisa juga menjadi sebuah foto komersil.
- Fotojurnalistik, adalah Foto-foto yang diambil untuk merekam sebuah peristiwa penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti kecelakaan, bencana alam, kemacetan dan masih banyak lagi disebut juga dengan fotografi jurnalistik. Foto ini biasanya digunakan untuk kebutuhan berita.
- Foto landscape, Foto-foto yang diambil untuk kategori ini lebih menonjolkan pemandangan alam dengan unsur-unsur alam tak hidup seperti tanah, air, langit, atau mengkombinasikan ketiganya.
- Foto makro, Jenis kategori makro lebih menonjolkan detail yang tajam. Biasanya membingkai sebuah objek dengan pembesaran 1;2 atau 1;1, seperti serangga, tetes embun, kelopak bunga, dan lain sebagainya.
- Foto Human Interest, adalah kategori foto yang menampilkan objek foto berupa manusia, baik secara individual maupun kelompok dan lebih menonjolkan pada ekspresi dari objek tersebut.
- Foto Nature,  Kategori fotografi yang satu ini berkaitan dengan landscape, namun untuk kategori nature lebih menampilkan objek foto alam dalam bentuk makhluk hidup atau fenomena alam seperti halnya kehidupan binatang liar, berseta tumbuhan yang hidup dalam habitatnya.
- Foto panggung, Ini adalah foto yang mengambil aktivitas manusia di atas panggung, seperti band, teather, tari, dan lain sebagainya.
- Foto Still Life, adalah kategori foto dengan objek benda tak bergerak yang dirancang khusus untuk membentuk sebuah komposisi yang indah, seperti halnya karya-karya seni lukis atau patung.
- Foto food, Sudah jelas ini adalah teknik jepret hal yang berbau makanan.

Lightmeter Terpisah : Metering Cahaya Terbaik Untuk Fotografi

Dalam artikel ini kita akan eksplore lebih dalam apa itu metering. Sebagai praktik letakkan tiga buah baju masing-masing dengan warna putih, hitam dan satu baju berwarna lain berdekatan. Setelah dilakukan metering pada ketiga baju tersebut maka akan tampak hasil kecerahan foto yang berbeda. Mengapa hasilnya bisa berbeda padahal sumber cahayanya sama?

Baju hitam cenderung memberi speed lambat dari perhitungan metering-nya, sedangkan baju putih sebaliknya. lightmeter mengukur “kecerahan” apa pun untuk dijadikan gray 18 persen di foto nantinya. Itu prinsip utama metering. Gray 18 persen adalah abu-abu dengan kepekatan optis 18 persen. Anda bisa beli graycard 18 persen di toko foto.

Pertanyaannya mengapa 18 persen ?. Jadi sebenarnya kita bisa mengukur ke kulit manusia dalam setiap pemotretan dengan standar kulit orang Eropa. Untuk kulit Melayu (yang umumnya lebih gelap daripada bule), Anda bisa mengkompensasi metering nya dengan MINUS agar sesuai. Dan untuk kulit yang sangat putih kompesasikan ke PLUS. Jadi rumusnya :
Kompensasi MINUS dalam metering, jika rata-rata kecerahan yang Anda potret kira-kira lebih gelap daripada gray 18%.
Kompensasi PLUS, jika area yang Anda potret “rasanya” lebih terang daripada gray18%.

Memotret secara umum melakukan metering dari pantulan cahaya yang kembali ke kamera. Tapi pengukuran metering terbaik adalah dengan mengukur cahaya langsung dari sumbernya dengan lightmeter terpisah.

Lightmeter jenis ini merupakan alat uji untuk mengukur intensitas cahaya atau mengukur jumlah cahaya yang masuk melaluialat uji ukur cahaya ini. Dalam fotografi, pengukur cahaya yang sering digunakan untuk menentukan eksposur yang tepat untuk foto. Biasanya lightmeter akan mencakup sebuah komputer, baik digital atau analog.

Untuk mendapatkan hasil foto yang bagus haruslah didukung oleh metode/tekhnik dan ilmu tools sebagai contoh ilmu metering. Tentunya kedua hal ini tidak dapat dipisahkan. Teknik foto tinggi yang dimiliki oleh seorang fotografer belum tentu menghasilkan gambar yang baik tanpa menggunakan ilmu metering yang benar. Begitu juga sebaliknya lightmeter mahal yang digunakan oleh seorang fotografer tidak akan mengasilkan gambar yang bagus jika memotret objek dengan model membelakangi cahaya atau kembang api.