Jumat, 15 Agustus 2014

Kassian Cephas Tokoh Fotografi Indonesia

Kassian Cephas (15 Februari 1844 - 1912) dapat dianggap sebagai pelopor fotografi Indonesia. Ia adalah seorang pribumi yang kemudian diangkat anak oleh pasangan Adrianus Schalk dan Eta Philipina Kreeft. Nama Kassian Cephas mulai terlacak dengan karya fotografi tertuanya buatan tahun 1875.
Cephas lahir dari pasangan Kartodrono dan Minah. Ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah anak angkat dari orang Belanda yang bernama Frederik Bernard Fr. Schalk. Cephas banyak menghabiskan masa kanak-kanaknya di rumah Christina Petronella Steven. Cephas mulai belajar menjadi fotografer profesional pada tahun 1860-an. Ia sempat magang pada Isidore van Kinsbergen, fotografer yang bekerja di Jawa Tengah sekitar tahun 1863-1875. Tapi berita kematian Cephas di tahun 1912 menyebutkan bahwa ia belajar fotografi kepada seseorang yang bernama Simon Willem Camerik.

Publikasi luas foto-foto Cephas dimulai pada tahun 1888 ketika ia membantu membuat foto-foto untuk buku karya IsaƤc Groneman, seorang dokter yang banyak membuat buku-buku tentang budaya Jawa, yang berjudul: In den Kedaton te Jogjakarta. Pada buku karya Groneman yang lain: De Garebeg's te Ngajogjakarta, karya-karya foto Cephas juga ada disitu.
Dengan kamera barunya yang bisa dipakai untuk membuat "photographe instanee", Cephas mulai menjual karya-karya fotonya. Sejak itu karya-karyanya mulai dikenal dan dipakai sebagai suvenir atau oleh-oleh bagi para masyarakat elit Belanda ketika mereka akan pergi ke luar kota atau ke Eropa. Misalnya ketika JM. Pijnaker Hordijk, pemilik sewa dan seorang Vrijmetselaar terkemuka akan meninggalkan Yogyakarta, ia diberi hadiah album indah berisi kompilasi karya-karya foto Cephas dengan cover indah yang dilukis oleh Cephas sendiri dan bertuliskan "Souvenir von Jogjakarta". Album-album semacam itu yang berisi foto-foto sultan dan keluarganya juga kerap diberikan sebagai hadiah untuk pejabat pemerintahan seperti residen dan asisten residen. Keadaan seperti ini tentunya membuat Cephas dikenal luas masyarakat kelas tinggi, dan memberinya keleluasaan bergaul di lingkungan mereka.

Cephas mulai bekerja sebagai fotografer kraton pada masa kekuasaan Sultan Hamengkubuwono VII. Karena kedekatannya dengan pihak kraton maka ia bisa memotret momen-momen khusus yang hanya diadakan di kraton semisal tari-tarian untuk kepentingan buku karya Groneman.
Cephas juga membantu pemotretan untuk penelitian monumen kuno peninggalan zaman Hindu-Jawa yaitu kompleks Candi Loro Jonggrang di Prambanan yang dilakukan oleh Archaeologische Vereeniging di Yogyakarta. Proyek ini berlangsung tahun 1889-1890. Dalam bekerja, Kassian Cephas banyak dibantu Sem, anak laki-lakinya yang paling tertarik pada dunia fotografi seperti ayahnya. Kassian Cephas memotret sementara Sem menggambar profil bangunannya.

Ia juga membantu memotret untuk lembaga yang sama ketika dasar tersembunyi Candi Borobudur mulai ditemukan. Ada sekitar 300 foto yang dibuat Cephas untuk penggalian ini. Pemerintah Belanda mengalokasikan dana 9000 gulden untuk penelitian ini. Cephas dibayar 10 gulden per lembar fotonya. Cephas mengantongi 3000 gulden (sepertiga dari seluruh uang penelitian). Jumlah yang sangat besar untuk ukuran waktu itu.

Cephas adalah pribumi satu-satunya yang berhasil menguasai alat peradaban modern, itu juga yang membuatnya diakui di kalangan golongan masyarakat kelas tinggi. Buktinya ia bisa menjadi anggota istimewa Perkumpulan Batavia yang terkenal itu. Tahun 1896 ia dinominasikan menjadi anggota KITLV (Lembaga Linguistik dan Antropologi Kerajaan) atas dedikasinya memotret untuk penelitian Archaeologiche Vereeniging. Ia benar-benar diterima menjadi anggota KITLV pada tanggal 15 Juni 1896. Ketika Raja Chulalongkorn dari Thailand berkunjung ke Yogyakarta tahun 1896, ia mendapat hadiah berupa tiga buah kancing permata. Bahkan Ratu Wilhelmina dari Belanda memberi penghargaan berupa medali emas Oranje-Nassau kepada Cephas pada tahun 1901.
Cephas sendiri sudah sejak tahun 1888 memulai prosedur untuk mendapatkan status "gelijkgesteld met Europeanen" atau "disetarakan dengan kaum Eropa" untuk dirinya sendiri dan anak-anak laki-lakinya: Sem dan Fares; suatu prosedur yang dimungkinkan oleh UU Kewarganegaraan Hindia Belanda pada masa itu.

Jumat, 08 Agustus 2014

Beberapa tips Food Photography

1. Matikan built-in flash
Peraturan pertama untuk still life (dan fotografi lain). Tanpa built-in flash, fotomu akan lebih bagus karena flash dari kamera bisa menyebabkan pantulan cahaya dari benda2 yang permukaannya mengkilap. Sendok, piring, dan semacamnya.

2. Pahamilah cara kerja kameramu
Tidak peduli apakah kameramu adalah dSLR canggih atau kamera saku, memahami cara mengatur settingnya akan membantumu mendapatkan yang terbaik dari alat apapun yang kamu punya. Kalau bukj manual terasa terlalu teknis, biasanya ada sumber-sumber online untuk jenis-jenis kamera tertentu yang lebih mudah dipahami. Coba juga cheat sheet.

3. Atur foto lebih dulu
Kadang-kadang kita ingin memotret masakan yang kita siapkan untuk makan siang/malam, tapi ada keluarga dan kerabat yang sudah menunggu hidangan. Daripada terburu-buru, siapkan dulu meja makan. Atur piring dan hidangan, lalu pilihlah tempat untuk diri sendiri yang bisa leluasa difoto tanpa menunda acara makan keluarga.

4. Carilah cahaya lembut
Sinar yang terpancar langsung, baik itu dari lampu atau matahari, seringkali menyilaukan dan membuat makanan rusak. Carilah tempat teduh yang terbuka, atau gunakan tirai tipis untuk menghasilkan cahaya yang lembut dan merata yang akan membuat makanan tampak cantik.

5. Cobalah sudut-sudut yang berbeda
Kadang, makanan tampak lebih bagus bila dilihat dari satu sudut dibandingkan sudut lainnya. Berkelilinglah di sekitar meja untuk melihat perubahan cahaya dan mana yang membuat makanan tampak lebih/kurang indah. Sedikit perubahan sudut kadang bisa memberi perbedaan yang besar.

6. Aturlah white balance
Seperti juga pada jenis foto lain, ini adalah peraturan dasar fotografi. Terutama untuk makanan. Kamu tidak mau masakanmu terlihat kuning atau kebiruan akibat pencahayaan, kan? Cara termudah adalah menggunakan auto WB. Tapi, pelajarilah juga bagaimana mengatur custom WB. Baca artikelnya disini.

7. Gunakan makanan yang cantik
Ini jelas, karena kita akan melakukan food photography. Gunakan bahan makanan yang masih segar. Cara lainnya untuk membuat makanan tampak bagus adalah menggunakan porsi kecil untuk pemotretan, lalu hiaslah. Daun seledri atau tomat bisa memberi sentuhan warna yang bagus.

8. Jika cahaya redup, gunakan tripod
Meskipun sepiring makanan tidak akan bergerak, tapi tanganmu bisa goyah dan ini kurang bagus untuk cahaya redup. Kembali ke peraturan dasar fotografi; jika cahaya yang tersedia kurang terang, gunakan ISO rendah dan exposure yang agak lama. Untuk ini, tentu, kamera harus stabil. Jadi gunakanlah tripod atau tumpukan buku, bangku, apa saja yang permukaannya datar.

9. Perhatikan objek pendukung
Gunakanlah piring yang tidak terlalu banyak coraknya dan dengan warna yang mendukung makanan. Hati-hati juga dengan taplak meja. Lebih baik gunakan yang polos atau kalau mejanya dari kayu, manfaatkan teksturnya. Yang pasti, pendukung tetaplah pendukung. Yang menonjol harus tetap makanannya.

10. Mendekatlah, tapi jangan terlalu dekat
Makanan seringkali tampak lezat bila dilihat dari jarak yang tidak terlalu jauh. Tapi, terlalu dekat juga bisa membuat kamera kesulitan mendapatkan fokus. Gunakan pengaturan makro, atau pada dSLR manfaatkan manual fokus dan focal length panjang serta bukaan aperture besar untuk bisa mendapat foto close-up yang bagus dari makanannya.

Jenis - Jenis Kategori Fotografi

Fotografi menurut Wikipedia (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Digital dan teknologi terus berkembang, salah satunya dalam dunia fotografi. Dengan adanya digitlisasi pada kamera, maka setiap orang bisa dengan mudah mengabadikan berbagai momen ke dalam bentuk foto. Tidak perlu lama lagi menunggu, mencuci cetak hasil foto, karena kita tinggal mengambil foto secara otomatis dan melihat hasilnya melalui layar kamera. Untuk fotografer pemula, kita bisa mencoba beberapa kategori fotografi
- Foto abstrak, adalah foto yang mengutamakan keindahan komposisi gambar, seperti permainan warna dan bentuk, tekstur, dan elemen-elemen grafis.
- Foto arsitektur, Objek foto yang dibidik dalam katagori fotografi ini adalah keindahan sebuah bangunan yang dibuat oleh hasil tangan manusia, seperti gedung, jembatan, dan arsitektur lainnya.
- Foto Budaya, Objek foto budaya bisanya mengambil gambar dengan tema-tema yang menampilkan aktivitas budaya tradisional, kontemporer, dan modern, seperti halnya tari-tarian tradisional maupun modern, tradisi lokal, dan festival budaya.
- Foto fashion, adalah hasil foto yang menampilkan situasi fashion, baik yang pakaian, aksesoris, maupun hal lain yang digunakan oleh model. Foto ini diambil secara khusus dengan menggunakan model, atau bisa juga ditampilkan dalam bentuk peragaan busana yang dilakukan di ruangan terbuka ataupun tertutup. Foto dengan kategori ini bisa juga menjadi sebuah foto komersil.
- Fotojurnalistik, adalah Foto-foto yang diambil untuk merekam sebuah peristiwa penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti kecelakaan, bencana alam, kemacetan dan masih banyak lagi disebut juga dengan fotografi jurnalistik. Foto ini biasanya digunakan untuk kebutuhan berita.
- Foto landscape, Foto-foto yang diambil untuk kategori ini lebih menonjolkan pemandangan alam dengan unsur-unsur alam tak hidup seperti tanah, air, langit, atau mengkombinasikan ketiganya.
- Foto makro, Jenis kategori makro lebih menonjolkan detail yang tajam. Biasanya membingkai sebuah objek dengan pembesaran 1;2 atau 1;1, seperti serangga, tetes embun, kelopak bunga, dan lain sebagainya.
- Foto Human Interest, adalah kategori foto yang menampilkan objek foto berupa manusia, baik secara individual maupun kelompok dan lebih menonjolkan pada ekspresi dari objek tersebut.
- Foto Nature,  Kategori fotografi yang satu ini berkaitan dengan landscape, namun untuk kategori nature lebih menampilkan objek foto alam dalam bentuk makhluk hidup atau fenomena alam seperti halnya kehidupan binatang liar, berseta tumbuhan yang hidup dalam habitatnya.
- Foto panggung, Ini adalah foto yang mengambil aktivitas manusia di atas panggung, seperti band, teather, tari, dan lain sebagainya.
- Foto Still Life, adalah kategori foto dengan objek benda tak bergerak yang dirancang khusus untuk membentuk sebuah komposisi yang indah, seperti halnya karya-karya seni lukis atau patung.
- Foto food, Sudah jelas ini adalah teknik jepret hal yang berbau makanan.

Lightmeter Terpisah : Metering Cahaya Terbaik Untuk Fotografi

Dalam artikel ini kita akan eksplore lebih dalam apa itu metering. Sebagai praktik letakkan tiga buah baju masing-masing dengan warna putih, hitam dan satu baju berwarna lain berdekatan. Setelah dilakukan metering pada ketiga baju tersebut maka akan tampak hasil kecerahan foto yang berbeda. Mengapa hasilnya bisa berbeda padahal sumber cahayanya sama?

Baju hitam cenderung memberi speed lambat dari perhitungan metering-nya, sedangkan baju putih sebaliknya. lightmeter mengukur “kecerahan” apa pun untuk dijadikan gray 18 persen di foto nantinya. Itu prinsip utama metering. Gray 18 persen adalah abu-abu dengan kepekatan optis 18 persen. Anda bisa beli graycard 18 persen di toko foto.

Pertanyaannya mengapa 18 persen ?. Jadi sebenarnya kita bisa mengukur ke kulit manusia dalam setiap pemotretan dengan standar kulit orang Eropa. Untuk kulit Melayu (yang umumnya lebih gelap daripada bule), Anda bisa mengkompensasi metering nya dengan MINUS agar sesuai. Dan untuk kulit yang sangat putih kompesasikan ke PLUS. Jadi rumusnya :
Kompensasi MINUS dalam metering, jika rata-rata kecerahan yang Anda potret kira-kira lebih gelap daripada gray 18%.
Kompensasi PLUS, jika area yang Anda potret “rasanya” lebih terang daripada gray18%.

Memotret secara umum melakukan metering dari pantulan cahaya yang kembali ke kamera. Tapi pengukuran metering terbaik adalah dengan mengukur cahaya langsung dari sumbernya dengan lightmeter terpisah.

Lightmeter jenis ini merupakan alat uji untuk mengukur intensitas cahaya atau mengukur jumlah cahaya yang masuk melaluialat uji ukur cahaya ini. Dalam fotografi, pengukur cahaya yang sering digunakan untuk menentukan eksposur yang tepat untuk foto. Biasanya lightmeter akan mencakup sebuah komputer, baik digital atau analog.

Untuk mendapatkan hasil foto yang bagus haruslah didukung oleh metode/tekhnik dan ilmu tools sebagai contoh ilmu metering. Tentunya kedua hal ini tidak dapat dipisahkan. Teknik foto tinggi yang dimiliki oleh seorang fotografer belum tentu menghasilkan gambar yang baik tanpa menggunakan ilmu metering yang benar. Begitu juga sebaliknya lightmeter mahal yang digunakan oleh seorang fotografer tidak akan mengasilkan gambar yang bagus jika memotret objek dengan model membelakangi cahaya atau kembang api.

Sabtu, 19 Juli 2014

Tips Menghemat Baterai Kamera Saat Hunting

Saat hunting foto seharian dari sunrise sampai sunset, biasanya jika menggunakan kamera DSLR menengah dan canggih yang baterainya besar, cukup satu baterai saja. Tapi kalau kita mengunakan compact, mirrorless dan ponsel, baterainya yang kecil pasti akan jauh lebih cepat habis.

Dalam pemakaian normal, baterai kamera DSLR bisa tahan sekitar 350-500 foto (tergantung jenisnya) sedangkan yang compact dan mirrorless paling 200 foto saja. Jika cuma bawa satu atau dua baterai, maka sebaiknya kita berhemat.

Seperti ponsel, layar menghabiskan banyak daya, jika kita sering melihat-lihat gambar di dalam kamera, baterai akan cepat habis. Setiap kali mengambil gambar, biasanya LCD akan otomatis memunculkan gambar yang baru diambil. Hal ini akan mengurangi baterai.

Jika ingin mematikan fitur ini, cari di menu 'image review' dimatikan saja. Jika hari masih panjang, saya usulkan untuk tidak sering melihat-lihat gambar.

ingkat kecerahan layar LCD juga akan sangat mempengaruhi merosotnya baterai. Menurunkan tingkat kecerahan ke-1 atau 2 akan menghemat baterai, tapi hati-hati karena gambar akan terlihat sedikit gelap. Saat kecerahan LCD diturunkan, periksa terang gelap lebih akurat dengan membaca histogram.

Jika mengunakan kamera DSLR, gunakan jendela bidik optik untuk membidik dan mengkomposisi foto, jangan mengunakan layar LCD, karena menguras jauh lebih banyak baterai untuk menampilkan gambar dari sensor gambar secara live, dan juga tenaga untuk autofokus contrast detect.

Berlawanan dengan saat mengunakan DSLR, saat mengunakan kamera mirrorless atau compact yang ada jendela bidiknya elektroniknya, sebaiknya gunakan layar LCD, karena jendela bidik elektroniknya biasanya beresolusi lebih tinggi sehingga menguras lebih banyak baterai.

Juga jangan sering menghidupkan dan mematikan kamera, karena saat menghidupkan kamera, daya baterai lebih tersedot. Lebih baik di-standby.

Saat dihidupkan, beberapa kamera otomatis menjalankan sensor cleaning. Hal tersebut tidak perlu dilakukan setiap buka tutup, oleh sebab itu saya usulkan dimatikan di dalam menu. Selain untuk menghemat baterai dan juga kita bisa lebih cepat bisa memotret sesaat setelah kamera dihidupkan.

Jika baterai memang sudah benar-benar sedikit, gunakan manual fokus dan matikan image stabilization (IS, VR, dll).

Tips terakhir adalah jangan mengunakan kamera untuk memproses foto seperti memberikan efek khusus seperti filter, memproses gambar RAW, dan lain-lain karena proses tersebut memakan tenaga prosesor dan baterai.

Demikian tips dan trik saya, yang paling aman saat bepergian jauh adalah punya lebih dari satu baterai. Untuk kamera DSLR amannya punya dua baterai, kalau untuk mirrorless atau compact, sekitar 2-3 baterai cadangan, disesuaikan juga dengan keseriusan dan panjangnya waktu hunting foto.

9 Tips Fotografi Panggung

1.Tiga lagu saja, dan NO FLASH
Bayangkan jika anda sedang berada dalam sebuah konser atau pertunjukan musik, anda berada diantara ratusan bahkan ribuan orang yang menghadiri konser itu, dan anda beruntung berada tepat di depan artis yang akan tampil . Jika anda penonton anda harus datang berjam jam sebelum pertunjukan untuk mendapat antrian di awal. Tapi bila anda seorang fotografer anda beruntung tidak usah mengantri sejak awal untuk mendapatkan moment terbaik dari pertunjukan dan menangkap energi dari artis yang akan tampil meliputi beberapa faktor yang membuat fotografi panggung ini juga merupakan tantangan bagi fotografer, meliputi gerakan dari artis yang unpredictable, cahaya lampu yang kadang mengganggu, disamping juga ada faktor low lighting, juga waktu pengambilan foto yang kadang dibatasi hanya tiga lagu saja .

Jika anda seorang fotografer dan jurnalis yang mengerti tentang aturan main dan etika foto panggung tentunya sudah terbiasa dengan pakem industry standard 'three songs’ dan aturan ‘no flash' . Tapi terkadang kita menemukan juga banyak fotografer dan penonton melanggar hal ini dan tentu saja mengganggu dari penampilan sang artis sendiri. Biasanya waktu yang diberikan pada fotografer sekitar 10 menit untuk berada tepat di depan panggung dan meng capture moment yang ada termasuk lampu lampu panggung yang memberikan nuansa artistik yang dramatis dan indah . Alasan lain yang mendukung tidak diperbolehkannya penggunaan flash pada fotografi panggung adalah lampu dari kamera / flash ini akan bentrok dengan detail yang diberikan oleh lampu lampu yang ada di panggung sehingga hasil foto nya akan terlihat flat dan tidak berkesan ada ‘energy’ yang keluar dari artis yang sedang tampil karena didukung oleh lampu panggung tadi. Alasan lain adalah, flash memiliki waktu recycle yang relatif lambat untuk menangkap momen yang ada di panggung.


2.Persiapan
Persiapan ini dalam artian, bukan hanya dari gears atau peralatan fotografi yang akan kita bawa, namun meliputi juga hal hal pendukung, seperti ID pers atau kartu Identitas lainnya yang membolehkan kita membawa kamera selama konser dan mendokumentasikan pertunjukan tersebut. Jika kita mengantisipasi untuk mengganti lensa selama pertunjukan, bawalah tas yang bisa mengakomodir hal tersebut, dan usahakan se-sederhana dan seaman mungkin dan sering lah berlatih untuk cepat mengganti lensa jika diperlukan. Namun bila anda memiliki body camera lebih dari satu, ada baiknya memasang satu body camera dengan lensa wide dan lensa tele pada body camera yang lain . Jangan lupa cek memory card bila menggunakan kamera digital , atau cadangan film bila menggunakan kamera analog dan terakhir adalah cek batere cadangan bila diperlukan. Ada baiknya untuk hal hal pendukung ini, disimpan di tempat yang mudah terjangkau oleh tangan, bisa di saku celana atau bisa juga menggunakan rompi fotografer, karena kita melakukan kegiatan foto panggung ini di posisi yang berdesak desakan dan gelap, sehingga kita harus semudah dan seaman mungkin nantinya dalam menyiapkan segala sesuatunya.

3.Gear
Gear tentu saja menjadi senjata penting dalam fotografi panggung ini. terutama lensa yang anda gunakan diusahakan dengan bukaan yang selebar mungkin. Gear yang biasa saya gunakan : Body Kamera : Canon EOS 400D , Lensa : Canon EF- 70-200 f4.0L/USM, Tamron 17-50mmf2.8 XR Di II dan Tokina 12-24 f4.0 AT-x AF,canon 50mm f1,8

4.Kamera
Kini , hampir semua fotografer menggunakan Digital SLR, Ada baiknya kita menggunakan kamera yang bekerja baik di ISO tinggi untuk mendapatkan hasil yang baik, nantinya kita banyak menggunakan ISO 800 keatas. Karena saya menggunakan kamera Canon, saya menggunakan Canon EOS 400D yangmasih masuk kategori entry level namun untuk ISO 800 masih cukup baik menangani noise, namun bila terpaksa kadang saya menggunakan ISO 1600 yang memang menghasilkan cukup banyak noise pada hasil foto. Ada baiknya bila dalam tahapan merencanakan membeli / mengupgrade kamera , gunakanlah jenis jenis terbaru dari kamera DSLR , karena selain ISO sensitivitas yang cukup tinggi ,fitur2x yang dihasilkan juga jauh lebih canggih .

5.Lensa
Semuanya bergantung dengan venue, posisi pengambilan gambar dan juga tingkat intensitas pencahayaan di panggung. Ada baiknya kita menggunakan lensa dengan Aperture / Diafragma yang besar ( f2.8 kebawah ) . Namun kadang harga dari lensa beraperture besar kurang bersahabat bagi fotografer pemula seperti saya. Hal ini bisa diakali dengan menggunakan prime lensa 50mm f1.8 yang relative cukup terjangkau. Saat ini saya menggunakan lensa Tamron 17-50mm f2.8 untuk lensa wide, Tokina 12-24 f4.0 untuk ultrawide dan Canon EF 70-200 f4.0 L/USM untuk lensa tele.

Tetapi lensa terakhir ini jarang digunakan bila kita berada di bibir panggung , karena kebanyakan jarak antara fotografer dan artis itu sangat dekat, bisa jadi hanya 1 M saja. Jadi kalau memang nantinya kita berada tepat di bibir panggung, banyaklah gunakan lensa Wide atau lensa fix / prime lens dengan Diafragma besar.. Seperti fotografi pada umumnya, kuncinya adalah cahaya. Pencahayaan bagus, pose yang pas, posisi pengambilan yang tepat , anda akan mendapatkan foto yang sempurna .

6. Setting pada Kamera
ISO
ISO adalah nilai ukuran banyaknya cahaya yang masuk ke dalam kamera akan direkam oleh Sensor (misalnya CMOS atau CCD), sehingga akan menghasilkan gambar. ISO adalah kepekaan dari Sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi ISO nya, semakin peka sensornya, sehingga gambarnya akan semakin terang. Yang sering terdapat di dalam kamera digital saat ini adalah ISO 100, ISO 200, ISO 400, ISO 800, IS00 1600, ISO 3200. Jadi misalnya ketika Anda menggunakan ISO 200, maka hasil foto tadi akan lebih gelap dibanding saat menggunakan ISO 1600, semua diasumsikan settingan lain tidak ada yang kita ubah sama sekali dan kondisi cahaya di sekitar objek sama.
Untuk setting foto panggung, biasanya menggunakan ISO tinggi, mulai dari ISO 800 , tapi bila pencahayaan kurang, kita bisa naikkan nilai ISO kita ke nilai yang lebih tinggi, sesuai setting kamera kita, misalnya ke nilai 1600,3200 ,6400. Walaupun banyak noise dan grainy yang dihasilkan, hal ini nanti kita bisa kita perbaiki pada proses post processing.

7.Aperture / Diafragma
Didalam lensa terdapat istilah bukaan Diafragma atau disebut Aperture yang berguna untuk mengatur jumlah cahaya yang bisa masuk ke dalam kamera. Bukaan-nya semakin diperbesar, maka cahaya yang masuk akan semakin banyak dan hasil foto akan semakin terang, dan tentunya bila bukaannya semakin diperkecil, maka cahaya yang masuk akan semakin sedikit dan hasil foto akan semakin gelap. Untuk memberikan input cahaya sebanyak mungkin pada kamera, maka bukaan aperture atau diafragma harus besar, atau nilainya lebih kecil dari f2.8.

8.Teknik pengambilan Foto
Konsep teknik pengambilan foto pada foto panggung, didasarkan pada teknik action shots yang lebih dikenal dengan konsep Panning. Pada dasarnya panning ada dua jenis :
a. FREEZE MOTION = Capture moment gerakan yang terekam dalam foto,sehingga objek seakan ‘terjebak’ dalam suatu moment atau ‘freeze’
b. IMPLYING MOTION = Capture moment yang ada tapi menghasilkan flowing effect, yang bersifat memberikan efek gerakan

Teknik pengambilan foto panggung dapat dimaksimalkan penggunaan Shutter Priority ini dalam 2 teknik tadi. Freeze Motion biasanya diambil dalam kecepatan tinggi diatas 1/100 . SedangakN Implying Motion bisa didapatkan dengan kecepatan sedikit lebih rendah dibandingkan Freeze Motion, biasanya 1/25 – 1/50 . Sering seringlah melihat hasil dari foto dan moment yang diambil, sehingga kita bisa mendapatkan kualitas foto yang terbaik dari moment yang ada. Ingat dalam foto panggung, tidak semua moment bisa berulang di satu kesempatan. Kadang moment itu bisa lepas begitu saja ketika anda mendapatkan kualitas hasil foto yang tidak maksimal

9.Metering
Jika setting kamera kita terdapat setting untuk mengubah tipe metering pencahayaan, ada baiknya kita ubah ke tipe spot metering. Bila tidak tersedia, tipe partial metering bisa digunakan, hal ini untuk memberikan tingkat kesensitifitasan kamera pada area yang terkena cahaya, sehingga lampu background tidak akan mempengaruhi tingkat exposure dari objek foto. Biasanya partial metering dan spot metering berguna untuk meningkatkan detail objek ketika artis terkena lampu sorot ( spotlight) dari sisi depan, contoh konser Malevolent Creation dan As I Lay Dying.

TIPS Membuat Foto Bokeh yang Creamy

TIPS Membuat Foto Bokeh yang Creamy

Salah satu perbedaan utama antara indera mata dan lensa kamera anda adalah bahwa mata memiliki depth of field (DOF) hampir tanpa batas sementara lensa terbatas, ini membawa konsekuensi bahwa bidang fokus lensa tidaklah seluas mata. Dan fotografer terdahulu telah memutuskan untuk justru memanfaatkan kelemahan ini menjadi senjata. Lahirlah apa yang kemudian disebut bokeh.

Bokeh aslinya adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti ‘menjadi kabur’, jadi foto bokeh adalah karakteristik foto yang menonjolkan sebuah oyek utama yang fokusnya sangat tajam sementara latar belakang (dan atau depan) yang sangat kabur, atau dalam bahasa Inggris selective focusing. Dalam contoh foto cantik diatas, obyek utama muka model amatlah tajam, namun latarbelakang pintu menjadi tampak amat kabur (blur). Nah, sifat kabur inilah yang disebut bokeh. Bagaimana caranya supaya kita bisa menghasilkan foto bokeh. Berikut yang bisa anda lakukan:

1. Pilih mode manual atau Aperture Priority

2. Pilih setting aperture sebesar mungkin.
Lihat tulisan f/x di lensa anda, semakin kecil x, semakin besar aperture dan semakin sempit bidang fokusnya

3. Pikirkan tentang faktor jarak, yakni jarak didepan dan dibelakang bidang obyek.

Misalnya anda berdiri 1 meter didepan teman (jarak depan = 1 meter) dan anda menjatuhkan titik fokus lensa pada mukanya. Teman anda berdiri sekitar 10 meter dari background terdekat (jarak belakang = 10 meter), maka background ini akan terlihat sangat kabur. Intinya, semakin kecil jarak depan (jarak antara lensa dan obyek) dan semakin besar jarak belakang (jarak antara obyek dan background) semakin kabur backgorund anda.

4. Banyak berlatih dan usahakan anda membeli lensa dengan kemampuan aperture sebesar mungkin.


Tip: Jika anda memang menyukai bokeh, lensa non-zoom dengan aperture super besar adalah cara tercepat mendapat bokeh (misal: 85mm f/1.8 & 50mm f/1.8, dua lensa ini adalah lensa super cepat dan super murah juga penghasil bokeh yang luar biasa)


sumber dari :
crysis

8 Tips Memotret Panning

8 Tips Memotret Panning
Panning adalah memotret dengan menggerakkan kamera searah dengan arah gerakan obyek yang ingin dibidik sehingga obyek akan tampak fokus sementara background tampak kabur. Jangan takut hanya karena ada kata ‘teknik’ diatas, berikut beberapa langkah praktis melakukan panning:


1. Jangan gunakan tripod, untuk mengikuti arah gerakan obyek kamera harus bisa bergerak luwes
2. Set kamera pada mode Shutter Priority (S atau Tv)
3. Shutter speed yang digunakan untuk panning adalah antara 1/30 sampai dengan 1/8, jadi set kamera diantara angka tersebut
4. Cari obyek bergerak yang akan dipanning (tips: pilihlah background yang http://www.blogger.com/img/blank.gifberwarna-warni untuk panning sehingga hasil blur dari background makin menarik)
5. Arahkan kamera mengikuti obyek yang bergerak dan pencet separuh tombol release untuk mengambil fokus.
6. Usahakan tangan bergerak selembut mungkin, gerakan kejut yang mendadak bisa mengakibatkan hasil foto yang tidak menarik
7. Saat tangan kita sudah ‘seirama’ dengan gerakan obyek, pencet tombol release untuk mengambil eksposur
8. Makin banyak berlatih, tangan dan mata kita akan semakin terasah!


sumber :
erwin_lay

Tips Photo Landscape dari National Geographic

foto tip: Saat memotret di cuaca dingin, atau kondisi ekstrim seperti salju dan hujan es, itu penting untuk tidak mengganti lensa di luar ruangan anda. Yang akan menyebabkan kelembaban atau kondensasi di dalam bodi kamera.

foto tip: Setelah anda membuat gambar yang ada dalam pikiran, ambilah lebih dekat dengan subjek . Jarak akan membuat foto tampak berbeda.

foto tip: Jika subyek adalah berbentuk tak tentu seperti gunung, justru itu akan menambah rasa kedalaman foto, seperti orang, mobil, pohon, atau binatang. Ini membantu orang yang melihat foto kita akan nampak apa yang mereka sedang kita lihat sebenarnya.

Foto tips: Hujan dapat merusak peralatan kamera anda, tetapi juga dapat membuat gambar yang bagus. Disini anda diwajibkan membawa payung atau kotak kantong plastik, atau mungkin terpal kecil (beberapa khusus dibuat untuk fotografi), dan handuk yang digunakan untuk melindungi peralatan anda.

Foto tip: Foto terbaik karena terdiri dari keseimbangan cahaya dari tiga sumber berbeda: Cahaya langit, lampu jalan, dan lampu dari dalam gedung.

foto tips: Foto hewan terbaik adalah di mana mereka tinggal. Komposisi favorit fotografer melford michael adalah memfoto lingkungan hewan dikelilingi oleh habitat-bukan nya. Akan lebih baik dari pada daripada memfoto terlalu ketat yang biasa diambil dengan lensa panjang.

foto tips: Foto malam hari hampir selalu memerlukan eksposur panjang. Ini berarti anda wajib menggunakan tripod untuk menahan kamera tetap diam ketika rana terbuka, atau bisa juga menggunakan sesuatu yang dapat menahan kamera anda ketika rana terbuka, dan pastikan itu kokoh dan kuat menahan kamera anda.

foto tips: Coba gunakan lensa yang berbeda, dari sudut lebar ke tele, dan akan terlihat bagaimana setiap lensa mempengaruhi sebuah foto.

foto tips: Cobalah tambahkan beberapa komposisi yang berbeda, beberapa elemen di luar subjek utama, seperti latar depan dan elemen latar belakang.

foto tips: Luangkan waktu untuk jalan2 di alam. Itu merupakan bagian dari sukacita fotografi lanskap . Mengelilingi daerah sekitar dan mendapatkan rasa tempat itu. Tapi ini akan memakan waktu dan kesabaran untuk menemukan tempat terbaik untuk mengambil foto terbaik.

foto tips: Keluar memfoto sebelum matahari terbit dan tetap tinggal setelah matahari terbenam adalah saat-saat cahaya yang terbaik.

foto tips: Foto Tips: Cari pola baris. Lanskap penuh dengan elemen garis, seperti, jalan raya, rel kereta api, cabang-cabang pohon. Gunakan garis untuk mengarahkan mata ke dalam gambar Anda. Baris terkemuka yang paling efektif sebagai diagonalnya.

Jumat, 04 Juli 2014

Teknik Zooming

Saat melakukan aktivitas Street Photography beberapa waktu yang lalu, @bengsin juga mengajari teknik memotret yang lain. Namanya teknik zooming, yang artinya memotret obyek diam namun dibuat seolah-olah bergerak. Anggap saja memanipulasi kamera agar menghasilkan foto dengan sudut ‘angle’ yang berbeda.
Keunikan teknik zooming ini adalah mengubah panjang fokus lensa pada saat eksposure. Otomatis untuk penggunaan shutter speed-nya harus rendah dan kebanyakan menggunakan lensa tele (zoom). Pada saat memotret atau tombol shutter ditekan, titik fokus lensa diubah dengan menarik lensa zoom ke dalam atau ke arah luar (untuk jenis zoom yang ditarik).

Untuk menghindari guncangan (goyang), penggunaan tripod sangat diperlukan untuk menopang ketahanan kamera tersebut. Untuk mendapatkan Point Of Interest (POI), baiknya obyek foto diletakan di tengah. Selain mempermudah membidik fokus obyek juga akan lebih memberikan ketajaman gambar yang maksimal. Lebih bagus lagi jika background (latar belakang) foto warnanya lebih kontras dari obyeknya.
Belajar teknik zooming memang gampang-gampang mudah. Berdasarkan pengalaman pribadi, saia harus menjepret sebanyak 50 hingga 70 kali baru bisa mendapatkan 1 gambar yang memiliki POI. Hal itu dikarenakan berusaha mendapatkan efek gambar secara maksimal, dan seberapa cepat tangan kita memutar lensa zoom.

Sebagian orang berpendapat, teknik zooming sangat bagus jika dilakukan pada malam atau minim cahaya. Namun, saia belajar menggunakan teknik ini pada siang hari (banyak cahaya) karena lagi malas menggunakan flash. Otomatis, bukaan rana (diafragma) selalu pada angka yang kecil.